Dalam sebuah hubungan, tujuan akhir dari saling
berbagi dan menyayangi adalah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.
Dalam ikatan suci dan sumpah setia yang diikrarkan, dengan tujuan hidup bahagia
dan memiliki keturunan. Semua orang pasti punya rencana untuk menikah. Karena
menikah juga merupakan ibadah. Sedangkan disisi lain, kadang kita miris ketika melihat
anak-anak SMP dan SMA yang pacaran sudah berpikir terlalu jauh sampai ke taraf pernikahan.
Hingga panggilan sayang mereka melebihi orang yang sudah menikah “Ayah-Bunda”,
“Papa-Mama”, “Umi-Abi”. Namun apakah menikah itu mudah? Bisa menjadi mudah jika
kita menjalani dengan ikhlas. Namun ada beberapa faktor yang harus kamu
perhatikan dan pertimbangkan sebelum kamu memutuskan untuk menikah.
1. Ekonomi
Yakin ekonomi ga penting? Bohong jika hubungan itu
tidak membutuhkan uang dan status ekonomi. Siapa yang mau hidup susah, miskin
dan hanya makan cinta? Dalam suatu hubungan pacaran, ekonomi kadang tertutup
oleh perasaan cinta buta karena di awal cerita romantisme pasti akan terasa
sangat indah. Namun ketika kamu berbicara tentang pernikahan, hal ini merupakan
salah satu kunci penting keharmonisan rumah tangga. Banyak pasangan yang
bertengkar, pisah ranjang, pisah rumah, bahkan hingga bercerai karena masalah
ekonomi. Setelah cinta habis di awal hubungan ditelan janji manis, maka ekonomi
akan menguasai dan menentukan bagaimana hubunganmu dengan pasanganmu
selanjutnya. Tidak perlu kaya, tapi “cukup” saja kita bisa terhindar dari
pertengkaran suami-istri. Maka alangkah baiknya jika kita tidak bergantung pada
pasangan kita. Laki-laki maupun perempuan sama saja. Jadilah manusia produktif
dan mandiri agar masalah ekonomi tidak menjadi pemicu utama masalah rumah
tangga yang akan kamu hadapi.
2. Perasaan
Biasanya, faktor ini adalah faktor utama sebuah
hubungan. Pasangan kekasih akan mulai menjalin hubungan karena perasaan cinta, merasa
cocok dan akan yakin pada pilihannya karena berbagai cobaan serta halangan yang
sudah ditempuh semasa menjalin hubungan mereka. Untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih serius yaitu menikah, jika tidak dilandasi oleh perasaan (cinta)
biasanya pernikahan itu bisa saja tidak bertahan lama bagi kebanyakan orang.
Namun jangan salah, kadang karena perasaan yang terlalu besarpun sebuah
hubungan bisa retak. Hal ini bisa jadi karena hubungan yang dijalin menjadi sangat
membosankan karena salah satu dari mereka ingin menjaga cintanya dengan segenap
jiwa dan akhirnya menjadi “over protective”. Jadi, alangkah lebih baiknya kita
menjaga perasaan kita sewajarnya dan seperlunya saja jika kita menginginkan
hidup dengan pasangan sampai kita tua nanti. Karena sesuatu yang berlebihan
malah terkadang menjadi tidak baik. Make your choice.
3. Perlakuan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau kita kenal dengan
KDRT sering terjadi dalam sebuah hubungan yang rusak. KDRT sering terjadi pada
pasangan suami istri yang merasa sudah tidak cocok satu sama lain. Atau bisa
juga karena suami yang merasa memiliki hak memperlakukan istrinya sesuka
hatinya. Atau memang karena bawaan dari sifat dan karakternya. Sebenarnya
gejala ini bisa kita antisipasi sebelum kita memutuskan untuk menikah dengan
orang tersebut. Apabila pada saat PDKT atau pada saat pacaran kita pernah
“dikerasi” gejala ini sudah bisa diindikasikan menjadi KDRT di kemudian hari.
Hati-hati dengan pasanganmu yang saat ini, saat kalian masih pacaran sudah
berani menampar atau memukul. Hal ini sudah sangat jelas terlihat akan terulang
lagi pada saat kalian bertengkar. Belum jadi pasangan suami istri sah saja
sudah berani main tangan. Apalagi besok kalau sudah resmi? Bisa semakin
semena-mena perlakuan pasanganmu. Maka selagi bisa dan sebelum terlambat,
tinggalkan mereka. Karena hal tersebut pasti akan terulang dikemudian hari.
Jangan percaya dengan janji manisnya sekarang, karena hal tersebut merupakan
sifat alami yang keluar saat dirinya marah. Tidak dapat dikontrol dan
membahayaknmu. Hal itu tidak sepadan dengan kasih sayang yang sudah kamu
berikan. Be brave untuk mengambil keputusan sebelum kamu menyesal. Cuma saran,
carilah pasangan yang memperlakukanmu dengan baik dan tidak semena-mena. Jujur
dan tidak kasar terhadapmu. Agar hidup dan pernikahanmu bahagia.
Gambar diunduh dari www.freegreatpicture.net |
4. Restu
Orang tua adalah orang yang harus kita hormati dan
tugas kita adalah berbakti pada mereka. Restu adalah salah satu hal yang
penting dalam pertimbangan rencana pernikahanmu. Jika orang tuamu tidak
merestui, sebisa mungkin jangan sampai kamu langgar. Memang hal ini kadang
menghambat hubunganmu dengan pasanganmu. Tapi orang tua pasti punya alasan
tersendiri untuk memutuskan mengapa ia tidak setuju. Kamu boleh mencoba
meyakinkan orangtuamu dengan tetap bertahan dengan pasangan yang kamu cintai. Buktikan
bahwa pasanganmu layak untukmu. Bagaimanapun juga orangtuamu juga menyayangimu
dan merawatmu. Mereka tidak ingin anaknya hidup menderita karena mereka tidak
menyetujui hubunganmu. Jika usahamu berhasil, maka bersyukurlah. Karena banyak
juga yang memperjuangkan pasangan mereka yang sebelumnya tidak direstui
kemudian seiring berjalannya waktu, akhirnya luluh juga. Namun apabila usahamu
tidak berhasil, maka siapkan hatimu untuk menerimanya. Karena orang tua adalah
orang yang harus kamu muliakan hidupnya.
5. Calon
Ini dia faktor utama yang harus sangat amat kamu
pertimbangkan. Jika kamu sudah lulus kuliah, bekerja, berpenghasilan tetap,
punya mobil, punya rumah sendiri dan siap berkeluarga tapi tidak punya calon,
apalah artinya. Tentu saja calon adalah faktor utama untuk menjalankan tujuan
hidupmu dan pernikahanmu. Carilah calon yang sesuai dengan karakter
kepribadianmu agar kalian tidak terlalu sulit menyinkronisasikan karakter satu
sama lain. Lihat bibit, bebet dan bobotnya. Dia siap membina rumah tangga, menjadi imam/makmum atau tidak. Karena seiring bertambahnya usia, akan semakin ingin kita membangun bahtera
rumah tangga. Itu adalah naluri dan keinginan alami. Selain itu, akan semakin
banyak pula pertanyaan-pertanyaan muncul di keluarga dan kamu pasti sudah mulai
bosan dan jengkel dengan pertanyaan itu.
Jadi, kapan nikah? So, good luck for hunting your
soulmate guys!
Komentar
Posting Komentar