Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi

Laki-laki

Laki-laki. Dia akan datang tanpa kita mengerti  Dia akan berjalan tanpa kita sadari Dia akan menyapa saat kita tak peduli Dia akan mendekati hati yang ia cari Kemudian dia berlari mengejarnya Susah payah dan dalam segala caranya Sampai lelah ia berlari, sampai hati itu dicurinya Laki-laki. Sampai dia menemukan jalan buntu, baru dia akan berhenti. Namun selagi masih ada satu titik celah saja, ia akan terus mengejar tanpa henti, sepenuh hati. Janji dan rayuan digunakannya untuk meracuni. Lagu-lagu dan puisi cinta untuk amunisi. Kemudian, sampailah dia pada tujuan Menggenggam hati yang sudah dia kejar mati-matian Bersama dalam awal-awal kasmaran Hari-hari indah penuh senyuman Laki-laki. Berdua adalah segalanya Berdua adalah bahagianya Berdua adalah hidupnya Berdua adalah impiannya Berdua adalah tujuannya Katanya.. Kemudian, tibalah saatnya dia bosan Ego yang keras menguasai perasaan Masalah sepele menjadi berantakan Cinta menjadi kebencian Lak...

My Opium

Remember the simple things Every part in our story I'm so glad to meet you God give a way for us And nice story for life Belongs to me, dear And always to be with me Great conversation Unbreakable relationship Sweet memories.. The one who i want On my life My future partner And my happiness Honestly, i love you so deep Every single day Save my heart for you, you too.. And this a few word for my huge opium

RENJANA

Perasaan macam apa ini, bodoh dan berbahaya Tidakkah aku sudah cukup mengerti, dengan perjanjian hampa, tentang kesepakatan yang nihil Aku masih tak mengerti, perasaan macam apa ini? Bodoh dan berbahaya Keinginan yang tersembunyi, disembunyikan Menerjang pagar norma Lalu kembali berlindung dibalik kepalsuan Aku masih tetap tak mengerti, perasaan apa yang kau tawarkan? Hingga setangguh dinding kujaga, runtuh juga berpencaran Sungguh, bodoh dan berbahaya! Gayutan yang gayung bersambut Tarian jari telanjang yang bertaut Terus kupandangi kuyu raut Tak ingin sedetikpun luruh luput Durjana kau, durjana aku, durjana kita Pertahankan cela, menikam rasa Sampai di suatu kala, kita memang harus tandas, binasa

Melancholy

Pangeran, Untukmu sudah kupersembahkan segalanya. Namun kadang Gelap menghampiri sebuah cerita Ketika harapan-harapan baru muncul, dan Ambisi menjadikannya tidak logis. Sebut saja, cinta... Remang-remang temaram sore itu, Ingatkan sebuah kenangan. Anggap saja lelucon untukmu. Namun bukan untukku, Pangeran. Disini, saat ini aku tidak lagi merasa harus membenci. Karena.. Inilah sebenarnya hidup. Kadang harus ada kebohongan dan penghianatan. Atau bahkan kebusukan naluri!