Pernahkah Anda merasakan kondisi yang tidak nyaman pada saat Anda
bekerja? Misalnya, atasan anda sedang marah atau dia sedang ada masalah pribadi
kemudian Anda menjadi salah satu pelampiasan emosinya? Tentu saja hal ini
pernah dialami oleh kita yang bekerja pada suatu perusahaan. Seperti yang sudah
pernah saya alami. Saya sebagai salah satu karyawan swasta, ketika rekan kerja
sedang tidak kooperatif karena ada kesulitan mengontrol emosionalnya, maka saya
sebagai rekannya pun ikut terkena dampaknya. Misalnya pekerjaan menjadi tidak
bisa diselesaikan dengan maksimal dan kondisi kerja tidak nyaman. Hal ini tentu
berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang kita kerjakan.
Mendengar kata emosi pasti pikiran kita tertuju pada sebuah sikap
atau perilaku yang diluapkan dari dalam diri. Emosi, emosional, marah, sedih,
tempramen, kecewa, menyesal, senang, bahagia, gembira dan masih banyak yang
lainnya. Apa itu emosi? Emosi adalah perasaan. Emosi, Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya
adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti
meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia.
Dari
penjelasan di atas tentu saja emosi sangat berkaitan dengan energi dan motivasi
karena emosi merupakan motivator dari perilaku itu sendiri. Lalu apa kaitan
antara energi dan emosi? Emosi dan energi saling terkait dan berkesinambungan
satu sama lain. Dengan menghemat emosi, maka sama dengan alternatif cara dalam menghemat
energi. Bagaimana bisa? Mari kita telusuri.
Menahan emosi membantu berfikir positif
Dengan
menahan emosi, tenaga negatif yang terbuang akan berkurang. Energi positif akan
terpancar dan apa yang kita lakukan akan berdampak positif bagi lingkungan
sekitar. Tapi perlu digarisbawahi bahwa setiap orang memiliki
kemampuan yang berbeda dalam memonitor, mengontrol, dan mengubah emosinya
masing-masing.
Menahan emosi menciptakan situasi yang
kondusif
Keseimbangan
emosi meningkatkan efektifitas kerja, saya mengalaminya sendiri. Dengan tetap
pada mood yang baik, maka situasi
kerja akan nyaman dan mengarah ke hal positif. Sehingga pekerjaan seberat
apapun akan selesai dengan maksimal dan kita tetap menikmatinya. Rekan kerja
dan orang-orang disekitar akan merasakan energi positif yang terpancar dari
diri kita. Sehingga pekerjaanpun hasilnya memuaskan.
Menghemat Emosi berarti menghemat energi
Bagaimana
tidak? Emosi yang berapi-api apalagi cenderung ke hal negatif, misalnya sedih,
marah, benci dan iri akan sangat menguras energi kita. Membuat hidup terasa
berat dan melelahkan, hasilnya kita hanya akan mengeluh lalu hanya update status dan publish di sosial media dengan kata-kata galau menyedihkan. Hal ini
tentu berpengaruh terhadap orang lain. Dan sangat tidak memotivasi serta
menyebarkan energi negatif.
Tahukah Anda bahwa Energi yang kita keluarkan
untuk emosi itu sangat besar? Saya sendiri merasakan apabila pada saat
emosional tubuh akan cepat terasa lelah. Sehingga untuk melakukan aktifitas
lain akan terasa berat dan tidak ada energi bahkan tidak bergairah.
Apakah anda pernah menghadapi orang yang
emosional dan tempramen? Saya pernah, bahkan seringkali. Hal ini sangat
mengganggu. Dan tentu saja energi yang dikeluarkan sangat banyak dan tidak
bermanfaat. Bisa dibilang “sia-sia” karena pada akhirnya hanya penyesalan yang
dirasakan. Menurut saya, apa yang dirasakan oleh hati (perasaan) akan lebih
melelahkan apabila dituruti daripada yang dirasakan oleh otak (pikiran) kita.
Karena hal yang datang dari perasaan kadang tidak sinkron dengan yang datang
dari pikiran. Disinilah tingkat emosional seseorang diuji. Karena seringkali
sikap yang diambil bisa menjadi bumerang bagi diri kita. Langkah-langkah yang
bisa dilakukan untuk membantu proses penghematan energi secara total adalah dengan
mencari alternatif yang dimulai dari sendiri. Adapun beberapa tips sebagai
berikut:
Berpikir
positif
Optimis akan sangat membantu membangun mood kita menjadi baik dalam melakukan
kegiatan apapun. Jangan pesimis dan tetap berpikir positif dalam hidup akan
membuahkan energi positif juga bagi kegiatan kita. Apa yang ditanam dengan positive thinking maka akan membuahkan positive energy dan positive attitude pula.
Point of view
Jangan mudah tersinggung dan mudah marah.
Lihat sisi positif dari sebuah masalah, pahami. Adaptasi dengan sebuah kondisi
adalah penting. Langkah apa yang harus digunakan untuk mengolah bahan alam agar
tidak menjadi sampah. Kita menjadi tahu bagaimana harus bertindak dalam
memanfaatkan energi yang ada.
Utamakan
logika daripada emosi
Dengan logika, kita akan menemukan solusi
dari sebuah masalah. Sebaliknya, apabila emosi yang kita gunakan maka hanya
akan ada kebencian dan kemarahan tanpa jalan tengah dalam sebuah masalah.
Sensitif boleh, asal jangan mudah tersinggung. Lihat sisi baik dan utamakan
logika. Hal ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan suatu keadaan. Apa
yang boleh dan tidak boleh di ambil dari hasil bumi ini, dan apa yang bisa
diolah kembali.
Hargai orang
lain
Dengan menghargai orang lain, sama saja
dengan kita menghargai diri sendiri. Apa pendapat orang lain, dengarkanlah.
Yang baik kita ambil, yang salah kita buang. Apa yang kita lakukan kepada orang
lain akan kembali lagi kepada diri kita.
Komentar
Posting Komentar