Jangan menganggap remeh orang lain, kalau tidak mau di
remehkan. Jangan menjadi seseorang yang sok! Sok lebih tinggi dan lebih pitar
daripada orang lain.
Tuhan menciptakan manusia dengan derajat yang sama. Boleh
lebih sukses, boleh juga lebih pintar dan lebih kaya. Tapi jangan memintari
(licik) terhadap orang lain. Itu bagian dari peremehan secara batin dan mental.
Berbicara mental, memang tingkat kekuatn mental seseorang
berbeda-beda. Ada yang taft, tapi ada juga yang weak. Jangan menyamakan semua
mental pribadi itu sama. Karena apabila bertemu dengan si “weak” ini, dampaknya
payah.
Psikis si “weak” ini sangat rumit, ia bisa melakukan hal-hal
yang tidak bisa di perkirakan. Misalnya melakukan hal-hal bodoh seperti
menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri. Karena tingkat emosi yang tidak
balance, maka si “weak” akan terkesan labil. Berhati-hatilah apabila menemui
yang satu ini karena kemungkinan-kemungkinan yang tidak terpikirkan dan ia
memanfaatkan kelemahannya dengan melakukan kebodohan dan kebohongan sehingga
berakhir “lebay”.
Kembali lagi masalah peremehan, diremehkan, dan meremehkan.
Kata “remeh” ini saja berarti negatif dan pasti negatif. Coba saja masukan kata
“remeh” namun dimasukan dalam kalimat yang berkonotasi positif. Akan terasa
tidak pas dan aneh.
Tinggal kita pilih saja, ingin menjadi si “taft” atau si
“weak”.
Komentar
Posting Komentar