Langsung ke konten utama

miss someone



sekali sekali nulis agak melow boleh kann,
jadi begini, menurut pengamatan dan pengalamanku,
sebuah rindu itu akan terasa dahsyat
ketika kita baru saja bertemu dengan seseorang yang lama gak kita jumpai.
lalu tiba-tiba kita menemukan sesuatu momen atau kenangan
yang tertuju pada orang itu.




misalnya nih, lagi jalan rame-rame sama temen,
trus liat baju aja yang mirip sama someone yg dah lama ga ketemu.
udah deh bakalan terkena kangen attack tuh!
ato mungkin makan di tempat makan yang udah pernah buat makan sama someone itu
weddeeewww, lebih hebat tuh rasa kangennya.

trus cara mengatasinya adalah jangan cuma dirasain dalam hati.
critain aja ke temen kamu, apa kenangan itu.
mungkin we can feel better. :)
*perhaps

how about you guys?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JARAK

Jarak, Jarak adalah ruang pemisah antar manusia. Jarak membuat hubungan membaik atau sebaliknya. Menjadikan pelajaran ataupun hukuman. Jarak, Jarak adalah aku dan kamu. Dan jarak kita semakin merenggang, hingga akhirnya patah. Jarak, Ruang, Waktu, Aku, Kamu, tidak ada lagi kita.

NEW JOURNEY

If you can’t fly, then run, if you can’t walk run, then walk, if you can’t walk, then crawl, but by all means keep moving. – Martin Luther King Jr. December 16th, my new journey is begin.   Menikah adalah sebuah langkah awal kehidupan baru. Tidak mudah, namun juga tidak sulit. Tapi tidak bisa dibilang biasa saja. Yeah, it's complicated. Proses dari menemukan "the one" sampai ke pelaminan tidak secepat yang orang pikirkan. prosesnya cukup panjang, cukup melelahkan, bahkan sempat ingin menyerah saja. Namun ku sangat bersyukur sudah tiba di hari ini, in My Day. Alhamdulillah...

RENJANA

Perasaan macam apa ini, bodoh dan berbahaya Tidakkah aku sudah cukup mengerti, dengan perjanjian hampa, tentang kesepakatan yang nihil Aku masih tak mengerti, perasaan macam apa ini? Bodoh dan berbahaya Keinginan yang tersembunyi, disembunyikan Menerjang pagar norma Lalu kembali berlindung dibalik kepalsuan Aku masih tetap tak mengerti, perasaan apa yang kau tawarkan? Hingga setangguh dinding kujaga, runtuh juga berpencaran Sungguh, bodoh dan berbahaya! Gayutan yang gayung bersambut Tarian jari telanjang yang bertaut Terus kupandangi kuyu raut Tak ingin sedetikpun luruh luput Durjana kau, durjana aku, durjana kita Pertahankan cela, menikam rasa Sampai di suatu kala, kita memang harus tandas, binasa