Langsung ke konten utama

Story about cheese cake


Maret (march) diambil dari kata Mars,
dewa perang Romawi yang garang dan sangat kuat.
Bangsa Yunani menyebutnya Ares, sang dewa perang.
apabila kerusuhan dan bencana datang,
mereka berdoa pada Ares, sang Dewa Perang.
saat ini,
apakah ini berarti pada bulan maret the war has begun?

i think so....
because this is war...




Rasanyaaa....
Kegelapan mulai melahapku perlahan,
Menjadikanku mangsanya.
Jika dia tak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi sepotong kue keju.
Dia takkan merasakan dijilati, dirasakan dan dinikmati.
Dia hanya akan tahu bagaimana menjilat lalu meludahkannya.
Yang dia rasakan hanya rasa luarnya saja, tak pernah sampai kau mengerti.
Bahwa sesungguhnya dalam kue itu tersimpan kepahitan.
Bahwa sesungguhnya dalam kue itu tersimpan kegetiran.
Dan sesungguh-sungguhnya tersimpan kebencian.
Kebencian atas perlakuannya yang teramat menyiksa.
Ini adalah tentang dia, di bulan maret dan kue kejunya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JARAK

Jarak, Jarak adalah ruang pemisah antar manusia. Jarak membuat hubungan membaik atau sebaliknya. Menjadikan pelajaran ataupun hukuman. Jarak, Jarak adalah aku dan kamu. Dan jarak kita semakin merenggang, hingga akhirnya patah. Jarak, Ruang, Waktu, Aku, Kamu, tidak ada lagi kita.

NEW JOURNEY

If you can’t fly, then run, if you can’t walk run, then walk, if you can’t walk, then crawl, but by all means keep moving. – Martin Luther King Jr. December 16th, my new journey is begin.   Menikah adalah sebuah langkah awal kehidupan baru. Tidak mudah, namun juga tidak sulit. Tapi tidak bisa dibilang biasa saja. Yeah, it's complicated. Proses dari menemukan "the one" sampai ke pelaminan tidak secepat yang orang pikirkan. prosesnya cukup panjang, cukup melelahkan, bahkan sempat ingin menyerah saja. Namun ku sangat bersyukur sudah tiba di hari ini, in My Day. Alhamdulillah...

RENJANA

Perasaan macam apa ini, bodoh dan berbahaya Tidakkah aku sudah cukup mengerti, dengan perjanjian hampa, tentang kesepakatan yang nihil Aku masih tak mengerti, perasaan macam apa ini? Bodoh dan berbahaya Keinginan yang tersembunyi, disembunyikan Menerjang pagar norma Lalu kembali berlindung dibalik kepalsuan Aku masih tetap tak mengerti, perasaan apa yang kau tawarkan? Hingga setangguh dinding kujaga, runtuh juga berpencaran Sungguh, bodoh dan berbahaya! Gayutan yang gayung bersambut Tarian jari telanjang yang bertaut Terus kupandangi kuyu raut Tak ingin sedetikpun luruh luput Durjana kau, durjana aku, durjana kita Pertahankan cela, menikam rasa Sampai di suatu kala, kita memang harus tandas, binasa